Proses pembuatan kacang telur

Pembuatan bumbu dan adonan bubur kanji
Bumbu kacang telur harus benar-benar diperhatikan
komposisinya. Karena bumbu sangat berpengaruh terhadap
rasa, dimana rasa produk dari suatu olahan disebuah
perusahaan merupakan ciri khas yang membedakan dengan
produk dari perusahaan lain. Sedangkan pelekatnya
menggunakan bubur kanji dari tepung tapioka yang telah
diayak terlebih dahulu. Pembuatan bumbu dilakukan dengan
menggunakan mixer untuk menghaluskan garam, gula, telur
dan margarin. Setelah bumbu halus maka dicampur dengan pati
yang menghasilkan lem yang digunakan sebagai perekat antara
kacang tanah dengan tepung terigu.

2. Pencampuran dan Pembalutan Pertama
Proses pencampuran dan pembalutan biji kacang tanah
dilakukan dengan alat molen. Prinsip kerja molen ini adalah
dengan sistem rotasi pada bak yang mempunyai putaran
sebesar 120 rpm dengan kemiringan tromol 70°C. Ketika mesin
sudah dihidupkan kacang tanah dimasukkan dalam molen, lalu
dimasukkan lem (bumbu dan tepung tapioka) sebagai perekat
dengan tepung dan sebagai bumbu. Kemudian dimasukkan
terigu. Proses tersebut dilakukan dengan bantuan tangan
pekerja yang bergerak sesuai gerak molen, sehingga tepung
dapat membalut kacang dengan bantuan lem hingga kacang
berbentuk bulat. Pengadukan dilakukan sampai tepung habis.
Kapasitas molen sekali kerja 17 kg. Apabila pengadukan
dilakukan terlalu lama kacang yang dihasilkan terlalu keras.
Dan apabila waktu pengadukan kurang maka kacang yang
dihasilkan kurang baik. Jadi waktu pengadukan sangat
mempengaruhi hasil akhir produk. Setelah kacang terbalut
maka proses pengadukan dihentikan.

3. Pemisahan dan Pembalutan Kedua
Ditahap ini setelah kacang tanah keluar dari molen, tidak
semua bentuknya sama besar dan ada yang gandeng, jadi harus
dipisahkan, pemisahannya dengan cara kacang yang kecil-kecil
dimasukkan kedalam molen lagi dan dilakukan proses
pembalutan lagi, sehingga didapat kacang telur yang ukuran
dan bentuknya sama atau seragam. Hal itu juga dilakukan
untuk kacang yang gandeng-gandeng dilakukan pemisahan dan
pembalutan kedua lagi agar kacang yang dihasilkan bentuk dan
ukurannya seragam.

4. Penggorengan
Proses penggorengan kacang telur menggunakan alat
penggorengan yang dilengkapi burner sebagai sumber panas
dan pengaduk mekanik dengan motor listrik, serta bak
tampungan minyak goreng. Tujuan dari proses penggorengan
ini adalah untuk memasak butiran kacang telur yang masih
mentah setelah dari proses pembulatan. Bahan bakar yang
digunakan untuk penggorengan tipe ini adalah solar.
Langkah pertama dari proses penggorengan ini adalah
penuangan minyak goreng kedalam bak penggorengan dan
dilanjutkan dengan penyalakan burner untuk pemanasan
minyak. Suhu penggorengan yang dibutuhkan untuk
penggorengan kacang telur adalah (160 170°C) setelah minyak
mencapai suhu tersebut maka kacang telur dimasukkan dalam
bak penggorengan kemudian dilakukan pengadukan.
Pengadukan dilakukan dengan dua cara yaitu manual dengan
menggunakan pengaduk kayu dan dengan cara mekanik.
Tujuan dari pengadukan manual adalah agar kacang telur tidak
menempel ditengah, sedangkan pengadukan mekanik dilakukan
setelah kacang kelihatan mengambang. Waktu yang dibutuhkan
untuk proses penggorengan adalah sekitar 10 menit atau sampai
kacang telur matang. Apabila waktu penggorengan terlalu lama
atau lebih dari 10 menit maka kacang telur yang dihasilkan
gosong sehingga warna kurang menarik dan rasa agak pahit.
Dan apabila waktu penggorengan kurang dari 10 menit maka
kacang telur yang dihasilkan kurang matang dibagian tengah.
Kacang telur yang telah matang kemudian diletakkan di dalam
keranjang peniris.

5. Penirisan
Kacang telur dari penggorengan ditiriskan dalam
keranjang peniris yang berukuran 50 cm, selama 10 menit.
Tujuan penirisan adalah untuk menurunkan kadar minyak
kacang telur setelah penggorengan sehingga permukaannya
kering (tidak berminyak).

6. Pendinginan
Dari tahapan penirisan dilanjutkan proses pendinginan.
Pendinginan dilakukan dengan menggunakan bak pendingin
berbentuk persegi panjang yang berukuran 2 m x 1,5 m x 0,5 m
dan dilengkapi dengan tiga kipas angin. Tujuan dari proses
pendinginan adalah untuk menurunkan suhu kacang telur
sehingga tidak terjadi kondensasi pada saat pengemasan.

7. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk mempertahankan mutu
hasil pengawetan pangan hingga sampai ditangan pembeli
(aroma, rasa serta gizi maupun vitamin). Dasarnya adalah
mengantisipasi unsur-unsur serta kemungkinan besar hidupnya
mikroorganisme dan berbagai manifesnya (Suharto,1991).
Pengemasan kacang telur di UD. Bintang Walet
Handika menggunakan kemasan plastik, dengan berat isi tiap
kemasan 5 kg. Pada proses ini kacang telur yang telah dingin
dimasukkan dalam plastik pengemas yang telah didobel dengan
plastik untuk yang bagian dalam terdapat merk dengan ukuran
30 cm x 08 cm x 63 cm. sedangkan untuk bagian luar
menggunakan plastik polos dengan ukuran sama. Plastik polos
yang digunakan berbeda-beda untuk setiap jenis kacang.
Kacang telur yang telah diisikan dalam kemasan kemudian
ditimbang dengan berat 5 kg dan direkatkan dengan perekat
listrik secara manual. Untuk merk “walet” merupakan produk
yang dipasarkan sendiri, sedangkan untuk merk “Milanda”
merupakan pesanan dari sebuah pabrik di Sragen.



Untuk Mencoba Renyahnya Kacang telur Produksi Kami silahkan masuk ke link ini:
  
PRODUK KACANG TELUR
kami siap kirim Ke seluruh Indonesia ,cintailah produk Indonesia
salam Indonesia 



One Response to “Kacang Telur”

What's on Your Mind...